Tingginya angka diabetes mellitus ini memberikan dampak serius pada kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit ini meningkatkan risiko terjadinya komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, gangguan penglihatan, gangguan ginjal hingga amputasi. Selain itu, biaya pengobatan dan perawatan yang tinggi juga menjadi beban bagi individu dan sistem kesehatan. Prevalensi diabetes tipe 2 lebih tinggi dibandingkan dengan tipe 1, yang sebagian besar dipengaruhi oleh gaya hidup yang kurang sehat, termasuk pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik.
Dalam beberapa tahun terakhir, cuka apel telah menjadi perbincangan hangat di kalangan pencari solusi alami untuk mengelola diabetes. Dipercaya bahwa cuka apel memiliki potensi dalam membantu memperbaiki lonjakan kadar gula darah menjadikannya sebagai salah satu bahan alami yang menarik untuk diperhatikan dalam pengelolaan kondisi diabetes. Selain itu, penggunaan cuka apel telah menarik minat dalam pengelolaan diabetes karena beberapa alasan:
1. Mengatur Kadar Gula Darah
Cuka apel telah menjadi sorotan dalam upaya mengontrol kadar gula darah bagi individu yang menderita diabetes. Kandungan asam asetat dalam cuka apel diyakini memiliki efek positif terhadap penurunan gula darah setelah makan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi cuka apel dapat mengurangi peningkatan gula darah setelah mengkonsumsi makanan. Studi ilmiah menunjukkan bahwa cuka apel dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi lonjakan gula darah setelah makan. Ini bisa membantu mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2.
2. Pengaruh Terhadap Insulin
Cuka apel telah menarik perhatian karena potensi pengaruhnya terhadap respons tubuh terhadap insulin. Beberapa penelitian telah menyarankan bahwa konsumsi cuka apel dapat membantu meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin, memfasilitasi penyerapan gula darah ke dalam sel dan mengatur metabolisme karbohidrat. Cuka apel bisa membantu tubuh mereka menggunakan insulin dengan lebih efektif.
3. Penurunan Berat Badan
Cuka apel telah menjadi sorotan karena potensinya dalam membantu menurunkan berat badan. Kandungan asam asetat dalam cuka apel diyakini dapat berkontribusi pada penurunan berat badan dengan beberapa cara. Salah satunya adalah melalui pengaturan nafsu makan; beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi cuka apel sebelum makan dapat meningkatkan rasa kenyang, mengurangi keinginan untuk makan lebih banyak dan akhirnya mengurangi asupan kalori secara keseluruhan.
Sebuah penelitian pada tahun 2005, menemukan bahwa penambahan cuka putih ke dalam makanan meningkatkan perasaan kenyang dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perasaan kenyang yang lebih baik bisa menyebabkan penurunan asupan makanan dan akhirnya, penurunan berat badan. Selain itu, studi pada tahun 2009 menemukan bahwa selama 12 minggu menunjukkan bahwa minum 75g dan 150g asam asetat secara signifikan mengurangi berat badan, Indeks Massa Tubuh (BMI), lemak visceral dan lingkar pinggang dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Selain menggunakan cuka apel sebagai salah satu solusi untuk menurunkan berat badan, penting untuk diingat bahwa pola hidup sehat juga memegang peranan krusial dalam pencapaian tujuan tersebut. Memperhatikan pola makan yang seimbang dan mengontrol asupan kalori merupakan langkah penting. Konsumsi makanan yang kaya serat, rendah lemak jenuh, dan tinggi protein dapat membantu menjaga rasa kenyang lebih lama serta membantu meningkatkan metabolisme tubuh. Selain itu, mengurangi konsumsi gula dan karbohidrat sederhana, serta memilih sumber karbohidrat yang kompleks, seperti biji-bijian utuh dan sayuran, juga bisa membantu menjaga keseimbangan energi dalam tubuh.
Tak hanya soal makanan, olahraga dan aktivitas fisik rutin juga menjadi bagian penting dalam menurunkan berat badan. Kombinasi antara latihan kardiovaskular dan latihan kekuatan dapat membantu membakar lemak dan membangun massa otot. Selain itu, tidur yang cukup dan manajemen stres juga berperan penting karena kurang tidur dan stres berkepanjangan dapat mempengaruhi kadar hormon yang mengatur nafsu makan dan metabolisme tubuh. Adapun dengan menggabungkan cuka apel dengan pola hidup sehat yang terdiri dari pola makan seimbang, aktivitas fisik teratur, tidur yang cukup dan mengelola stres akan lebih mungkin untuk mencapai tujuan penurunan berat badan secara efektif dan optimal.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi :
WA : 08113692868
IG : @Dehealth_Supplies
source:
Hadi, A., Pourmasoumi, M., Najafgholizadeh, A., Clark, C.C. and Esmaillzadeh, A., 2021. The effect of apple cider vinegar on lipid profiles and glycemic parameters: a systematic review and meta-analysis of randomized clinical trials. BMC Complementary Medicine and Therapies, 21(1), p.179.
Kondo, T., Kishi, M., Fushimi, T., Ugajin, S. and Kaga, T., 2009. Vinegar intake reduces body weight, body fat mass, and serum triglyceride levels in obese Japanese subjects. Bioscience, biotechnology, and biochemistry, 73(8), pp.1837-1843.
Morgan, J. and Mosawy, S., 2016. The potential of apple cider vinegar in the management of type 2 diabetes. International Journal of Diabetes Research, 5(6), pp.129-34.
Östman, E., Granfeldt, Y., Persson, L. and Björck, I., 2005. Vinegar supplementation lowers glucose and insulin responses and increases satiety after a bread meal in healthy subjects. European journal of clinical nutrition, 59(9), pp.983-988.
Ousaaid, D., Laaroussi, H., Bakour, M., ElGhouizi, A., Aboulghazi, A., Lyoussi, B. and ElArabi, I., 2020. Beneficial effects of apple vinegar on hyperglycemia and hyperlipidemia in hypercaloric-fed rats. Journal of Diabetes Research, 2020.
Kausar, S., Humayun, A., Ahmed, Z., Abbas, M.A. and Tahir, A., 2019. Effect of apple cider vinegar on glycemic control, hyperlipidemia and control on body weight in type 2 diabetes patients. Health Sciences, 8(5), pp.59-74.
Jafarirad, S., Elahi, M.R., Mansoori, A., Khanzadeh, A. and Haghighizadeh, M.H., 2023. The improvement effect of apple cider vinegar as a functional food on anthropometric indices, blood glucose and lipid profile in diabetic patients: A randomized controlled clinical trial. Frontiers in Clinical Diabetes and Healthcare, 4, p.1288786.