Perut buncit merupakan kondisi perut terlihat membesar akibat menumpuknya lemak di area perut. Biasanya perut buncit juga ditandai dengan penambahan ukuran lingkar perut seiring dengan bertambahnya berat badan. Hal ini diakibatkan karena asupan makanan dengan kalori berlebih tidak digunakan secara maksimal sehingga proses pembakaran kalori kurang optimal dan membuat penumpukan lemak, terutama di bagian sekitar perut (lemak visceral).
Beberapa faktor yang dapat membuat kondisi perut buncit:
Genetik
Usia
Pola makan
Stress
Kurang tidur
Kurang aktivitas fisik
Perut buncit tidak boleh disepelekan begitu saja karena perut buncit memiliki dampak yang berbahaya, salah satu penyebab penyakit degeneratif seperti jantung, stroke, kencing manis atau diabetes mellitus (DM) tipe 2. Perlu adanya tindakan preventif untuk menghindari terjadinya perut buncit atau bahkan bisa mengurangi ukuran lingkar perut yang sudah terlanjur membuncit. Tapi tahukah kamu, jika kamu bisa gunakan cuka apel untuk perut buncit?
Manfaat cuka apel untuk perut buncit tak perlu diragukan lagi. Menurut studi, sekitar 100 gram cuka apel memiliki kandungan sekitar 22 kalori yang menandakan bahwa cuka apel merupakan bahan tambahan minuman atau makanan yang rendah kalori. Adapun rutin mengkonsumsi cuka apel ke dalam segelas air di pagi hari dapat membantu membakar lemak di perut dan mengurangi resiko obesitas. Adapun menurut studi mengatakan bahwa asupan cuka apel mengurangi berat badan dan massa lemak visceral. Selain itu, cuka apel memiliki komponen asam asetat yang juga terlibat dalam penurunan berat badan.
Baca Juga : Diet dengan Cuka Apel
Kebermanfaatan cuka apel untuk perut buncit juga dipengaruhi oleh kandungan didalamnya. Tak kalah penting, pastikan cuka apel yang kamu konsumsi mengandung mother “probiotic”. Mother merupakan gumpalan hasil dari proses fermentasi yang kaya akan enzim dan Probiotik “Bakteri Baik”. Probiotik merupakan bakteri baik yang sangat diperlukan oleh tubuh, terutama di saluran pencernaan. Probiotik membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan dengan menekan adanya bakteri jahat yang dapat mengganggu kesehatan pencernaan. Rutin konsumsi probiotik, dapat memperlancar buang air besar dan menghindari terjadinya sembelit sehingga dapat terhindar dari perut buncit.
Baca Juga : Prebiotik dan Probiotik
Komposisi cuka apel terbaik bisa kamu temukan dengan mudah dalam sebotol cuka apel Dehealth Vinega Cuka. Dehealth Vinega Cuka merupakan cuka buah alami yang berasal dari kualitas buah terbaik dan diperkaya akan kandungan mother “probiotic” didalamnya. Dehealth Vinega Cuka hadir dengan berbagai varian rasa seperti cuka nanas, cuka lemon dan yang paling best seller tentunya cuka apel. Dehealth Vinega Cuka mengunggulkan proses secara alami, tanpa proses penyaringan, tanpa proses pemanasan yang dapat mempertahankan khasiat cuka dan tidak mematikan bakteri baik di dalamnya. Atasi perut buncit dengan cuka apel dari Dehealth Vinega Cuka dengan rutin mengkonsumsinya setiap hari. Penggunaan cuka apel untuk dikonsumsi dianjurkan dengan mencampurnya kedalam air agar ketika dikonsumsi tidak terlalu asam dan mengikis enamel pada gigi.
Berikut cara konsumsi Dehealth Vinega Cuka untuk perut buncit:
Cara Konsumsi:
1. Ambil sebanyak 1-2 sdm Dehealth Vinega Cuka
2. Tambahkan air mineral sebanyak 250 ml
3. Aduk hingga tercampur merata
4. Minuman Cuka Apel siap dikonsumsi
Waktu Konsumsi:
Pagi hari 15 menit sebelum makan dan malam hari sebelum tidur.
Temukan Dehealth Vinega Cuka Apel, Lemon dan Nanas terbaik di Indonesia disini !
Untuk informasi lebih lanjut hubungi :
WA : 08113692868
IG : @Dehealth_Supplies
Source :
Frost, G., Sleeth, M.L., Sahuri-Arisoylu, M., Lizarbe, B., Cerdan, S., Brody, L., Anastasovska, J., Ghourab, S., Hankir, M., Zhang, S. and Carling, D., 2014. The short-chain fatty acid acetate reduces appetite via a central homeostatic mechanism. Nature communications, 5(1), pp.1-11.
Kondo, T., Kishi, M., Fushimi, T., Ugajin, S. and Kaga, T., 2009. Vinegar intake reduces body weight, body fat mass, and serum triglyceride levels in obese Japanese subjects. Bioscience, biotechnology, and biochemistry, 73(8), pp.1837-1843.