Cuka Apel merupakan salah satu produk olahan apel yang melalui proses fermentasi. Tak jarang kita seringkali menjumpai Cuka Apel memiliki warna yang berbeda-beda. Hal tersebut sangatlah wajar ditemukan terutama pada produk cuka apel dengan merk yang sama sekalipun. Lalu kenapa ya cuka apel yang dibeli selalu memiliki warna yang berbeda?
Yuk kita coba kupas tuntas alasannya. Hal yang pertama kita coba membahas apelnya terlebih dahulu. Mengingat apel merupakan buah yang mudah beradaptasi sehingga membuat tersebar luas secara global varietas apel semakin beragam. Varietas apel yang digunakan dapat mempengaruhi kandungan fenolik produk jus apel yang dihasilkan. Kandungan senyawa fenolik memiliki efek penting pada sifat sensorik cuka apel yang berdampak terutama pada warna dan rasa. Selain itu, varietas apel juga mempengaruhi komposisi mikroba buah yang berdampak pada adanya perbedaan yang signifikan dapat dilihat dari total populasi bakteri yang kaitannya dengan pH (tingkat keasaman) dan Brix (tingkat kemanisan), otomatis erat kaitannya dengan rasa yang dihasilkan.
Baca Juga: Cegah Prediabetes dengan Cuka Apel
Bahkan meskipun varietas apel yang dipilih sama sekalipun, ada banyak faktor yang mempengaruhi warna cuka apel antara lain yaitu musim, tingkat kematangan dan metode pemanenan apel. Sebuah studi menyatakan bahwa pada saat tahap pematangan apel terdapat senyawa fenolik dalam sari apel (non-alkohol). Pada studi tersebut dapat diketahui bahwa apel mentah memiliki kandungan fenolik yang lebih rendah dibandingkan dengan apel matang sehingga berpengaruh pada cuka apel yang dihasilkan. Adapun metode pemanenan juga berperan dalam keragaman cuka apel yang dihasilkan. Menurut studi cara pemanenan dapat mempengaruhi populasi mikroba dalam cuka apel. Populasi mikroba pada apel, pomace dan cider lebih tinggi ketika apel dipanen dari tanah daripada dipetik dari pohon. Pada produk akhir diketahui, rata-rata jumlah mikroba dari cuka apel hasil panen apel yang sudah jatuh di tanah adalah 4,89 log CFU/g dibandingkan dengan 2,88 log CFU/g untuk kelompok apel yang dipetik dari pohon segar. Keragaman mikroba didalamnya juga berpengaruh pada proses fermentasi dan end product yang dihasilkan.
Adapun tiap batch produksi terutama proses fermentasi yang dilakukan secara alami. Tak heran jika serangkaian perubahan kimia terjadi tergantung pada varietas apel, komposisi jus apel dan jenis mikroorganisme yang terlibat. Pada proses tersebut tak jarang membuat warna yang dihasilkan berbeda. Cuka apel dengan proses fermentasi alami itu artinya tidak melalui proses pasteurisasi yang berarti kemungkinan besar ada bakteri dan mikroorganisme yang ada didalamnya selalu berkembang biak membuat aroma, rasa dan teksturpun dapat berubah. Justru produk yang meng-klaim alami, namun rasa-aroma, warna dan tekstur tiap batch selalu sama dan stabil maka perlu dipertanyakan lagi proses produksinya. Apakah ada bahan tambahan dalam pembuatannya atau tidak. Jadi jika kamu menemui warna cuka apel yang warnanya kuning lemon hingga oranye kecoklatan itu adalah hal yang wajar.
Baca Juga: 10 Manfaat Cuka Apel Untuk Kesehatan
Jadi sekarang tak perlu khawatir lagi jika mendapatkan cuka apel dengan warna yang berbeda. Meskipun demikian, ketika cuka apel ke tangan konsumen sekalipun masih rentan mengalami perubahan warna. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi dengan oksigen, enzim, panas atau mikrorganisme yang ada di dalamnya sehingga perlu dilakukan cara penyimpanan yang tepat seperti tidak meletakkannya di tempat yang panas dan menghindari sinar matahari secara langsung.
Kini tak perlu susah mencari cuka apel yang alami dan berkualitas. Dehealth Finega Cuka hadir dalam varian Cuka Apel. Dehealth Finega Cuka Apel terbuat dari apel pilihan melalui proses fementasi alami, tanpa penambahan bahan pemanis atau pengawet buatan serta diperkaya akan “mother” inang cuka yang kaya akan probiotik “bakteri baik”. Adapun Dehealth Finega Cuka selalu mengutamakan kepuasan konsumen dengan memproduksi produk yang alami dan sehat dengan selalu mempertimbangkan kualitas organoleptic dengan selalu mengontrol karakteristik organoleptik produk dan kemananan konsumen sebagai prioritas utama. Temukan Dehealth Finega Cuka Apel terbaik di Indonesia disini !
Untuk informasi lebih lanjut hubungi :
WA : 08113692868
IG : @Dehealth_Supplies
Source:
Cousin, F.J., Le Guellec, R., Schlusselhuber, M., Dalmasso, M., Laplace, J.M. and Cretenet, M., 2017. Microorganisms in fermented apple beverages: current knowledge and future directions. Microorganisms, 5(3), p.39.
Heikefelt, C., 2011. Chemical and sensory analyses of juice, cider and vinegar produced from different apple cultivars.
Keller, S.E., Chirtel, S.J., Merker, R.I., Taylor, K.T., Tan, H.L. and Miller, A.J., 2004. Influence of fruit variety, harvest technique, quality sorting, and storage on the native microflora of unpasteurized apple cider. Journal of food protection, 67(10), pp.2240-2247.
Lea, A.G. and Arnold, G.M., 1978. The phenolics of ciders: bitterness and astringency. Journal of the Science of Food and Agriculture, 29(5), pp.478-483.
Morrissey, W.F., Davenport, B., Querol, A. and Dobson, A.D.W., 2004. The role of indigenous yeasts in traditional Irish cider fermentations. Journal of Applied Microbiology, 97(3), pp.647-655.
Ottesen, A.R., White, J.R., Skaltsas, D.N., Newell, M.J. and Walsh, C.S., 2009. Impact of organic and conventional management on the phyllosphere microbial ecology of an apple crop. Journal of food protection, 72(11), pp.2321-2325.
Rose, A.H. and Harrison, J.S. eds., 2012. The yeasts: yeast technology. Elsevier.
Sánchez, A., Rodríguez, R., Coton, M., Coton, E., Herrero, M., García, L.A. and Díaz, M., 2010. Population dynamics of lactic acid bacteria during spontaneous malolactic fermentation in industrial cider. Food Research International, 43(8), pp.2101-2107.
Štornik, A., Skok, B. and Trček, J., 2016. Comparison of cultivable acetic acid bacterial microbiota in organic and conventional apple cider vinegar. Food technology and Biotechnology, 54(1), pp.113-119.
Symoneaux, R., Baron, A., Marnet, N., Bauduin, R. and Chollet, S., 2014. Impact of apple procyanidins on sensory perception in model cider (part 1): Polymerisation degree and concentration. LWT-Food Science and Technology, 57(1), pp.22-27.
Symoneaux, R., Chollet, S., Bauduin, R., Le Quéré, J.M. and Baron, A., 2014. Impact of apple procyanidins on sensory perception in model cider (part 2): Degree of polymerization and interactions with the matrix components. LWT-Food Science and Technology, 57(1), pp.28-34.
Valles, B.S., Bedriñana, R.P., Tascón, N.F., Simón, A.Q. and Madrera, R.R., 2007. Yeast species associated with the spontaneous fermentation of cider. Food microbiology, 24(1), pp.25-31.
Ye, M., Yue, T. and Yuan, Y., 2014. Evolution of polyphenols and organic acids during the fermentation of apple cider. Journal of the Science of Food and Agriculture, 94(14), pp.2951-2957.
Zielinski, A.A.F., Alberti, A., Braga, C.M., da Silva, K.M., Canteri, M.H.G., Mafra, L.I., Granato, D., Nogueira, A. and Wosiacki, G., 2014. Effect of mash maceration and ripening stage of apples on phenolic compounds and antioxidant power of cloudy juices: A study using chemometrics. LWT-Food Science and Technology, 57(1), pp.223-229.